biar kalam yang berbicara..

Kadang-kadang, kita terlalu yakin yang kita akan hidup lama. Kita merancang itu dan ini. Kita merencana itu dan ini. Kita menyusun itu dan ini. Tapi jauh di sudut hati kita, kita benar- benar lupa kalau kita ini hanya hamba Dia, hamba Pencipta Yang Berkuasa. Kita mungkin mampu menghitung hari yang telah berlalu, tapi bagaimana yang masa depan yang kita tidak tahu, kita tak pernah tahu, malah kita takkan pernah tahu.

Kita sangat lupa. Kita lupa ada kuasa yang mengatur hidup ini sebenarnya, yang telah menyusun segalanya hingga ke saat terhembusnya nafas terakhir kita. Dia menyusun yang terbaik tanpa kepentingan di sisiNya. Yakinlah wahai diri kalau Allah itu sentiasa mengharapkan yang terbaik buat kita. Tak pernah walau sekali susunNya sesuatu kerana Dia, kerana kepentinganNya, juga buat kebaikanNya.

Namun, benarlah, Dia mengilhamkan kita dua jalan, kebaikan dan kejahatan. Maka, gunakanlah akal kita sebaiknya, juga hati anugerahNya. Agar kita mampu menilai dan memilih sebaiknya. Agar tiada penyesalan di kemudian hari. Di saat setiap kita meminta pengembalian. Kita ingin kembali ke dunia, kita ingin benar-benar mentaatiNya, kerana saat itu kita baru yakin.

Kita sudah yakin, dan kita terlalu yakin kalau hidup ini sungguh sementara. Kita sudah yakin kalau setiap gerak geri kita ada dalam catatan malaikatNya. Kita sudah yakin kalau setiap kebaikan akan diganjariNya, dan setiap dosa itu ada balasnya. Tanpa ditinggalkan walau sekecil debu, Dia pasti mengambil kira. Saat itu juga, kita sanggup menggadai semuanya, agar kita mampu kembali. Kerana saat itu, kita sangat ingin kembali, kembali ke dunia ini, kembali untuk hanya mentaatiNya tanpa ragu lagi.

Namun, apakah masih punya peluang yang akan diberi? Apakah masih punya ruang untuk dimaafi? Apakah masih berguna setiap yang ingin kita beri agar kita mampu kembali? Maka wahai hati, insafilah diri. Kembalilah pada Yang Maha Mengetahui. Jiwa yang sangat mengharapkan pengampunan Ilalhi, lantaran setiap yang dilaksanakan dini hari. Sedarlah dan renungilah kembali, bagaimana kalau esok itu sudah tiada lagi?