Sebagian orang yang merasa takut akan perangainya, ada yang mempersiapkan secarik kertas dan pena sejak pagi hari. Dia meletakkan kedua benda itu di sampingnya. Apabila mengucap sekecap kalimat, maka dia akan menulisnya di kertas tersebut. Dia akan berkata pada dirinya sendiri: “Demikianlah yang dilakukan oleh malaikat padamu (kalimat) atas perintah Allah.”
Jika matahari tenggelam dan selesai mengerjakan shalat maghrib, dia meletakkan kertas tersebut dihadapannya. Dia mulai membaca catatan amal peribadinya untuk kemudian menangis. Di tengah tangisnya dia berkata kepada dirinya sendiri: “Wahai nafsu, bukankah kalimat ini akan memasukkan aku ke dalam neraka?!”
Orang itu terus saja menangis sampai air matanya kering dan akhirnya dia jatuh pingsan. Apabila siuman, dia kembali mengeluarkan kertas catatan amalnya. Dia menulis di kertas itu sebagai berikut: “Ya Allah, ampunilah, kasihanilah dan sayangilah hamba-Mu ini.” Demikianlah kebiasaanyasampai meninggal dunia.
Hamba tersebut pernah dimimpikan oleh sebagian orang-orang shalih. Ternyata dia hidup dalam kondisi yang sangat tenang.Maka orang-orang shalih yang dimimpikan dirinya itu menanyakan perlakuan Allah Ta’ala kepadanya. Maka hamba itupun menjawab:
“Tidak ada sesuatu yang keluar dari Dzat Yang Maha Dermawan kecuali sifat dermawan. Dia telah menggantikan hisab di akhirat dengan hisab pribadiku yang dulu aku lakukan ketika di dunia. Allah juga merubah air mataku yang aku teteskan ketika menangis menjadi sungai yang membasahi tenggorokanku pada hari kehausan yang sangat dahsyat. Tuhan Yang Maha Dermawan juga memberikan penghargaan kepadaku untuk masuk surga dan melintasi shirat. Dia juga memberikan anugerah kepadaku dengan derajat yang mulia di hadapan-Nya.
Rujukan: buku Menuai Taman Surga, ms 86
Post a Comment