A teacher asked his students to take out a piece of white blank paper and draw a small dot using their black ink pen in the middle of the paper.The dot shouldn't be too big or too small.Just so so and should easily seen by the naked eyes.
Just a simple order...
After a while the teacher asked the students what did they see on the paper.Students are eager answering the question and most of them saying that they could see a black dot.Nothing else...
Some of the 'brilliant' students trying to impress the teacher by giving technical answer or I could say 'scientific answer'..
The teacher smile and nodding his head,agreeing with all the answers.
Then the teacher starts to talk;
"It's a normal thing for a normal people to give that answer.Yes,even an adult would normally give the same answer."
Only certain people or the 'chosen one' would answer that he/she could see the white colour on the plain paper instead of the tiny black dot."
Yes,this is what I wanted to highlight here.In reality, this analogy story is exactly portrayed what we like and enjoy doing.- looking for others' mistakes.
The white paper is much more dominant compared to the tiny little dot,but why we tend to see the tiny one instead of the 'giant' one?
Human in nature is bound to commit sins and mistakes.However,I believed that the good things are much more being done compared to the mistakes.
Unfortunately, the thousands of good deeds couldn't easily erased or at least blurring the 'one mistake'.Yet the one mistake is lift up and 'hooo hooo' around and among the people like the hooligans.
To cut short,the good sinners are those who repent and return to Allah and realized the mistakes he/she committed.
As a 'watcher'/ 'observer' no need for us to be judgmental all the time.Who are we to judge people?
Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai empat orang isteri. Dia mencintai isteri yang keempat dan memberikan harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, isteri keempat adalah yang tercantik di antara kesemua isterinya. Maka, tidak hairan lelaki ini sering memberikan yang terbaik untuk isteri keempatnya itu.
Pedagang itu juga mencintai isterinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan isterinya ini, dan sering berusaha untuk memperkenalkan isteri ketiganya ini kepada semua temannya. Namun dia juga selalu bimbang kalau-kalau isterinya ini akan lari dengan lelaki yang lain.
Begitu juga dengan isterinya yang kedua. Dia juga sangat menyukainya. Dia adalah seorang isteri yang sabar dan penuh pengertian. Bila-bila masa pun apabila pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pandangan isterinya yang kedua ini. dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya melalui masa-masa yang sulit.
Sama halnya dengan isterinya yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia sering membawa kebaikan bagi kehidupan keluarga ini. dialah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha si suami. Akan tetapi si pedangang tidak begitu mencintainya. Walaupun isteri pertamanya ini begitu sayang kepadanya namun, pedagang ini tidak begitu memperdulikannya.
Suatu ketika, si pedagang sakit. Kemudian dia menyedari mungkin masa untuknya hidup tinggal tidak lama lagi. Dia mula merenungi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati, "Saat ini, aku punya empat orang isteri. Namun, apabila aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri."
Lalu dia meminta semua isterinya datang dan kemudian mulai bertanya pada isteri keempatnya, "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah sekarang, aku akan mati, mahukah kau mendampingiku dan menemaniku?" Isteri keempatnya terdiam. "Tentu saja tidak!" jawab isterinya yang keempat, dan pergi begitu sahaja tanpa berkata-kata lagi. Jawapan itu sangat menyakitkan hati seakan-akan ada pisau yang terhunus dan menghiris-hiris hatinya.
Pedagang yang sedih itu lalu bertanya kepada isteri ketiganya, "Aku pun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Mahukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?". Isteri ketiganya menjawab, "Hidup begitu indah di sini. Aku akan menikah lagi jika kau mati". Pedagang begitu terpukul dengan jawapan isteri ketiganya itu.
Lalu, dia bertanya kepada isteri keduanya, "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mahu membantuku. Kini, aku perlu sekali pertolonganmu. Kalau aku mati, mahukah kau ikut dan mendampingiku? " Si isteri kedua menjawab perlahan, "Maafkan aku tak mampu menolongmu kali ini. Aku hanya boleh menghantarmu ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu."
Jawapan itu seperti kilat yang menyambar. Si pedagang kini berasa putus asa.
Tiba-tiba terdengar satu suara, "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut ke manapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu." Si pedagang lalu menoleh ke arah suara itu dan mendapati isteri pertamanya yang berkata begitu. Isteri pertamanya tampak begitu kurus. Badannya seperti orang yang kelaparan. Berasa menyesal, si pedagang lalu berguman, "Kalau saja aku mampu melayanmu lebih baik pada saat aku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini isteriku."
Teman, sesungguhnya kita punya empat orang isteri dalam hidup ini;
ISTERI KEEMPAT adalah tubuh kita. Seberapa banyak waktu dan belanja yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera apabila kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadapNYA.
ISTERI KETIGA adalah status sosial dan kekayaan kita. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
ISTERI KEDUA pula adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan mampu bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.
DAN SESUNGGUHNYA ISTERI PERTAMA adalah jiwa dan amal kita. Mungkin kita sering
mengabaikan dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan peribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita diakhirat kelak.
Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal kemudian hari!
Hidup ini, kita tak mampu membuat jangkaan tepat.. kita takkan mampu membuat andaian terhebat.. kerana kita ini, di dalam genggaman Allah.. kita dalam jagaanNya dan dalam segala takdirNya.. hanya Dia Yang Maha Tahu.. Maha Tahu untuk segala yang akan berlaku.. kita, apa yang kita tahu? Hatta sesaat yang mendatang pun kita tak mampu mengetahui apa-apa.. kalau tidak, masakan kita terkejut jika ada teman kita yang membuat kejutan.. kalau kita tahu, tentu kita tidak akan terkejut atau mungkin terharu dengan kejutan yang dibuat.. siapa tahu kalau kita akan terjatuh kerana tersepak sebiji batu di hadapan kita.. kalau tidak, tentu kita akan berhati-hati dan mencari jalan lain agar kita mampu mengelak dari terjatuh..
Namun, siapa kita? Siapa kita yang terkadang terasa sangat berkuasa merancang sesuatu dan teramat yakin dengan perancangan kita itu? Terkadang terasa megah dengan setiap yang kita miliki ini.. bukankah kita terlalu kerdil untuk semua tu? Hatta nafas kita dalam kawalan Yang Esa.. degupan jantung kita dalam pengetahuanNya.. sedangkan kita sendiri tidak mengetahui bagaimana keadaannya organ di dalam tubuh kita.. bukankah kita terlalu lemah untuk semua itu? Namun, apa yang telah membuatkan kita megah dengan Sang Pencipta..? merasakan segalanya adalah kita yang punya? dan tanpa segan-silu menolak amal dan nilaian hidup kita untuk mereka yang selainNya..? Layakkah kita untuk semua itu?
Takziah diucapkan kepada keluarga dan Matri, Perlis diatas kemalangan yang menimpa pelajar-pelajar mereka yang dalam perjalanan ziarah Halaqah Aidilfitri. Semoga Allah mencucuri rahmat kepada mangsa yang terlibat dan memberi kesabaran kepada yang kehilangan. Sesungguhnya mereka-mereka yang berada dalam Halaqah adalah mereka-mereka yang bersedia untuk ke Syurga kerana Halaqah-Halaqah merupakan taman-taman syurga di dunia ini insyaAllah.Senarai yang terlibat kemalangan:
1. Al-Akh Shahidan Bin Ali - Masul Halaqah - Meninggal,
2. Muhd Izzat Bin Ismail -Tingkatan 5 - Meninggal,
3. Hazman Bakhtiar Bin Shahrizan - Tingkatan 2 - Meninggal,
4. Muhd Ahnaf Bin Ani...soffian - Tingkatan 2, Cedera Parah.
5. Muhd Shauqi Bin Salahuddin - Tingkatan 2 - Cedera Ringan,
6. Muhd Iqbal Bin Aminuddin - Tingkatan 2 - Cedera Ringan,
7. Muhd Faris Mustaqim Bin Nazri - Tingkatan 2 - Cedera Ringan,
8. Muhd Zalfadhli Bin Rodi - Tingkatan 2 - Cedera Ringan,
9. Omar Mokhtar Bon Shirin - Tingkatan 2 - Cedera Ringan,
Antara isi-isi penting yg dpt diextract:
- Hari Eid yang sebenar adalah hari Allah menerima taubat kita.
- kisah Kaab bin Malik (Surah At-Taubah : 118)
- kisah Abu Lubabah
- Apa yang mengikat kita dari mengejar kebaikan?? Apa yg menghalang kita dari mengeluarkan infaq utk Palestin, Somalia??
- Jawapannya adalah DOSA yg menyelubungi kehidupan kita!
- Kisah Kaab bin Malik, setelah Allah menerima taubatnya, terus diinfaqkan kebunnya (yg sbelum ini telah melalaikannya dari menyertai perang Tabuk)
- Jangan tengok kepada kecil/remehnya dosa kita, tetapi tengok kepada siapa kita sedang bermaksiat : Allah Yang Maha Besar, Pemilik langit dan bumi!
- Ramadhan sepatutnya melahirkan diri kita yg version baru, bebas dari dosa.
- "siapa yg berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan kerana Allah, diampunkan dosanya yang lalu." (HR Bukhori)
- Tetapi, kholli balak! Rasulullah menghubungkan keampunan dosa dgn keimanan dan ihtisaban.
- tiada org mukmin yg beribadat sebulan, dan kufur 11 bulan lagi.
- jika selepas Ramadhan rasa berat nk consistent dgn ibadah, petanda something wrong dgn Ramadhan kita yg baru berlalu.
SUMBER:
Facebook Page (sumber & penyunting)
Rintihan Hamba
Ya Allah, kami tidak mampu untuk melaksanakan tanggungjawab yang Kau amanahkan kepada kami, melainkan dengan bantuanMu. Oleh itu, bantulah kami untuk melaksanakannya!
Ya Allah, kami tidak mampu memelihara diri kami dari terjerumus ke dalam kemaksiatan kepadaMu, melainkan dengan pemeliharaanMu. Oleh itu, peliharalah diri kami dari keterjerumusan itu!
Ya Allah, bantulah kami untuk benar-benar menjadi HAMBA-Mu!